Budaya Jawa adalah budaya
yang berasal dari Jawa dan dianut oleh masyarakat yang mendiami Pulau Jawa
bagian tengah dan timur, serta daerah-daerah yang disebut kejawen sebelum
terjadi perubahan seperti sekarang ini. Daerah itu ialah Banyumas, Kedu,
Yogyakarta , Surakarta, Madiun, Malang dan Kediri. Sedang daerah di luar ini
dinamakan pesisir dan ujung timur. Daerah yang merupakan pusat kebudayaan Jawa
adalah dua daerah yang luas bekas Kerajaan Mataram, yaitu Yogyakarta dan
Surakarta yang terpecah pada tahun 1755. Dari sekian banyak daerah tempat
kediaman orang Jawa, terdapat berbagai variasi dan perbedaan-perbedaan yang
bersifat lokal dalam beberapa unsur kebudayaannya, seperti perbedaan mengenai
berbagai istilah teknis, dialek bahasa, dan lain-lain. Namun tidak menunjukkan
perbedaan yang besar, sebab masih menunjukkan satu pola atau sistem kebudayaan
Jawa.
A. Macam- macam Kebudayaan Jawa
Jawa
memiliki banyak seni dan budaya.
Diantaranya kesenian yang terkenal yaitu batik dan wayang yang kini sudah
banyak di kenal bahkan sampai ke manca Negara. Berikut beberapa kebudayaan
mengenai daerah Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur :
1.
Rumah Adat
Rumah
adat Jawa Tengah di kenal dengan nama rumah Joglo. Joglo merupakan rumah adat
Jawa Tengah yang terbuat dari kayu. Rumah ini mempunyai nilai seni yg cukup
tinggi dan hanya dimiliki orang dari kalangan mampu. Rumah joglo berdenah bujur
sangkar dan mempunyai empat pokok tiang di tengah yang di sebut saka guru, dan
digunakan blandar bersusun yang disebut tumpangsari. Blandar tumpangsari ini
bersusun ke atas, makin ke atas makin melebar.
Berdasarkan
sejarah, perkembangan bentuk rumah tinggal orang jawa dapat dikategorikan
menjadi 4 macam yaitu rumah tradisional:
·
bentuk
Panggangpe
·
bentuk
Kampung
·
bentuk Limasan
·
bentuk
Joglo
Dibanding
bentuk lainnya, rumah bentuk joglo lebih dikenal masyarakat pada umumnya.
Rumah
Joglo kebanyakan hanya dimiliki oleh mereka yang mampu. karena rumah joglo
butuh bahan lebih banyak dan mahal ketimbang rumah bentuk lain. Masyarakat jawa
dulu menganggap bahwa rumah joglo tidak boleh dimiliki oleh sembarang orang,
oleh orang kebanyakan, tapi hanya diperkenankan bagi kaum bangsawan, raja, dan
pangeran, serta mereka yang terhormat dan terpandang. Namun dewasa ini rumah
joglo digunakan pula oleh segenap lapisan masyarakat dan juga untuk berbagai
fungsi lain, seperti gedung pertemuan serta perkantoran.
Pada
dasarnya rumah bentuk joglo berdenah bujur sangkar, dengan empat pokok tiang di
tengah yang di sebut saka guru, dan digunakan blandar bersusun yang di sebut
tumpangsari. Bentuk persegi empat ini dalam perkembangannya mengalami perubahan
dengan adanya penambahan-penambahan ruang di sisi bangunannya namun tetap
merupakan kesatuan bentuk dari denah persegi empat.
Padepokan
Jawa Tengah merupakan sebuah bangunan induk istana Mangkunegaran di Surakarta.
Rumah penduduk dan keraton di Jawa Tengah umumnya terdiri atas 3 ruangan.
Pendopo. Pringgitan, dan Dalem.
2.
Pakaian Adat Jawa
Pakaian
tradisional kaum perempuan Suku Jawa khususnya Jawa Tengah pada umumnya sama
yaitu menggunakan kebaya, kemben, dan kain tapih pinjung dengan stagen. Bagi
para kaum laki-laki, khususnya kerabat keraton adalah memakai baju beskap
kembang-kembang atau motif bunga lainnya. Pada kepala memakai destar (blankon),
kain samping jarik, stagen untuk mengikat kain samping, keris dan alas kaki
(cemila). Pakaian ini dinamakan Jawi Jangkep, yaitu pakaian laki-laki Jawa
lengkap dengan keris.
3.
Kesenian
a. Batik
Batik
tidak hanya terkenal di daerah Jawa Tengah saja tetapi juga di daerah lain di
Indonesia pun memiliki balik masing-masing. Namun setiap daerah memiliki motif
yang berbeda. Di Jawa Tengah mempunyai motif dasar yang relatif terikat pada
pakem tertentu. Motif-motif ini mempunyai sifat simbolis dan berlatarkan
kebudayaan Hindu-Jawa.
b.
Wayang kulit
Kesenian
wayang dalam bentuknya yang asli timbul sebelum kebudayaan Hindu masuk di
Indonesia dan mulai berkembang pada jaman Hindu Jawa. Figur tokoh yang
digambarkan untuk pertama kali adalah Batara Guru atau Sang Hyang Jagadnata yaitu
perwujudan dari Dewa Wisnu.
Seni
wayang banyak terdapat di daerah jawa, khususnya jogjakarta, para pengrajin
maupun pendalang sudah diwariskan secara turun temurun. Pengarajin wayang
banyak terdapat di daerah pasar ngasem, bahan-bahan dari wayang ini terbuat
dari kulit sapi atau kerbau, sehingga tidak mudah rusak dan awet. Wayang mudah
di dapat juga di daerah sepanjang malioboro. Wayang dikenal sejak zaman prasejarah
yaitu sekitar 1500 tahun sebelum Masehi. Masyarakat Indonesia memeluk
kepercayaan animisme berupa pemujaan roh nenek
moyang yang disebut hyang atau dahyang, yang
diwujudkan dalam bentuk arca atau gambar.
c. Seni Tari
Tarian
merupakan bagian yang menyertai perkembangan pusat baru ini. Ternyata pada masa
kerajaan dulu tari mencapai tingkat estetis yang tinggi. Jika dalam lingkungan
rakyat tarian bersifat spontan dan sederhana, maka dalam lingkungan istana
tarian mempunyai standar, rumit, halus, dan simbolis. Jika ditinjau dari aspek
gerak, maka pengaruh tari India yang terdapat pada tari-tarian istana Jawa
terletak pada posisi tangan. Tarian yang terkenal ciptaan para raja, khususnya
di Jawa, adalah bentuk teater tari seperti wayang wong dan bedhaya ketawang.
Dua tarian ini merupakan pusaka raja Jawa. Bedhaya Ketawang adalah tarian yang
dicipta oleh raja Mataram ketiga, Sultan Agung dengan berlatarbelakang
percintaan antara raja Mataram pertama dengan Kangjeng Ratu Kidul.
1)
Tari Serimpi adalah
jenis tarian tradisional Daerah Jawa Tengah. Tarian ini diperagakan oleh empat
orang penari yang semuanya adalah wanita. Jumlah ini sesuai dengan arti kata
serimpi yang berarti 4. Menurut Kanjeng Brongtodiningrat, komposisi empat
penari sebagai simbol dari empat penjuru mata angin yakni Toya (air), Grama
(api), Angin (udara) dan Bumi (tanah). Sedangkan nama peranannya adalah Batak,
Gulu, Dhada dan Buncit yang melambangkan tiang Pendopo
2)
Tari Remong, sebuah tarian dari Surabaya yang
melambangkan jiwa, kepahlawanan. Ditarikan pada waktu menyambut para tamu.
3)
Reog
Ponorogo, merupakan tari daerah Jawa Timur yang menunjukkan keperkasaan, kejantanan
dan kegagahan.
4)
Tari
Blambangan Cakil, mengisahkan perjuangan Srikandi melawan Buto Cakil (raksasa).
Sebuah perlambang penumpasan angkara murka.
d.
Gamelan Jawa
Gamelan
Jawa merupakan Budaya Hindu yang digubah oleh Sunan Bonang, guna mendorong kecintaan
pada kehidupan Transedental (Alam Malakut)”Tombo Ati” adalah salah satu karya
Sunan Bonang. Sampai saat ini tembang tersebut masih dinyanyikan dengan nilai
ajaran Islam, juga pada pentas-pentas seperti: Pewayangan, hajat Pernikahan dan
acara ritual budaya Keraton.
Musik tradisional Jawa Timur hampir sama dengan musik
gamelan Jawa Tengah seperti Macam laras (tangga nada) yang digunakan yaitu
gamelan berlaras pelog dan berlaras slendro. Nama-nama gamelan yang ada
misalnya ; gamelan kodok ngorek, gamelan munggang, gamelan sekaten, dan gamelan
gede.
e. Ketoprak
Ketroprak
merupakan suatu teater rakyat yang terkenal di Jawa Tengah. Ketoprak termasuk
salah satu kesenian rakyat di Jawa tengah, tetapi juga bisa ditemui di Jawa
bagian timur. Ketoprak sudah menyatu menjadi budaya masyarakat Jawa tengah. ketoprak adalah
sejenis seni pentas yang berasal dari Jawa. Dalam sebuah pentasan ketoprak,
sandiwara yang diselingi dengan lagu-lagu Jawa, yang diiringi dengan gamelan
disajikan.
Tema
cerita dalam sebuah pertunjukan ketoprak bermacam-macam. Biasanya diambil dari
cerita legenda atau sejarah Jawa. sesudah itu pagelaran Ketoprak semakin lama
makin jadi bagus dan menjadi idola masyarakat, terutama di tanah Yogyakarta.
didalam Pagelaran Ketoprak jadi lengkap dengan memakai cerita dan juga diiringi
musik gamelan.
f. Perak
Kerajinan
perak di Yogyakarta terkenal karena kekhassannya. Kerajinan ini berpusat di
KotaGede, dimana hampir seluruh masyarakat di daerah ini menjadi pengrajin dan
penjual perak, banyak para wisatawan yang datang ke tempat ini bila hendak
membeli kerajinan perak.
g. Ludruk
Ludruk merupakan salah satu
kesenian Jawa Timuran yang cukup terkenal, yakni seni panggung yang umumnya
seluruh pemainnya adalah laki-laki. Berbeda dengan ketoprak yang menceritakan
kehidupan istana, ludruk menceritakan kehidupan sehari-hari rakyat jelata, yang
seringkali dibumbui dengan humor dan kritik sosial, dan umumnya dibuka dengan
Tari Remo dan parikan. Saat ini kelompok ludruk tradisional dapat dijumpai di
daerah Surabaya, Mojokerto, dan Jombang; meski keberadaannya semakin dikalahkan
dengan modernisasi.
4.
Adat Istiadat
Ada
beberapa adat istiadat yang biasa dilakukan masyarakat Jawa, diantaranya :
a. Pada saat usia kehamilan 7 bulan,
diadakan acara nujuh bulanan atau mitoni.
b. Ketika bayinya lahir, diadakan
slametan, yang dinamakan brokohan
c. Acara tedak-siten, yaitu acara dimana bayi
yang berusia 245 hari untuk pertama kalinya menginjak tanah. Didalam acara itu
si anak di masukkan kedalam kurungan yang sudah dihiasi pernak pernik.
d. Untuk acara pernikahan, biasanya
masyarakat Jawa Tengah melakukan budaya pingit atau tidak boleh saling bertemu
bagi mempelai pria dan wanita yang akan menikah.
e. Sehari sebelum acara pernikahan,
biasanya diadakan acara siraman bagi para pengantin. Dimana air siraman
tersebut sudah di campur dengan bermacam-macam bunga.
f. Upacara brobosan, yaitu punya cara
melintas di bawah mayat yang sudah di tandu dengan cara berjongkok
g. Upacara Kasodo ; Upacara
Yadnya Kasada atau Kasodo ini merupakan ritual yang dilakukan setahun sekali
untuk menghormati Gunung Brahma (Bromo) yang dianggap suci oleh penduduk suku
Tengger. Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung
Bromo utara dan dilanjutkan ke puncak gunung Bromo. Upacara ini diadakan pada
tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15
di bulan Kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa.
h. Karapan Sapi adalah
pacuan sapi khas dari Pulau Madura. Dengan menarik sebentuk kereta, dua ekor
sapi berlomba dengan diiringi oleh gamelan Madura yang disebut saronen.
5. Senjata Tradisional
Keris adalah salah satu senjata tradisional budaya
Indonesia, tentunya setelah nenek moyang kita mengenal besi. Berbagai bangunan
candi batu yang dibangun pada zaman sebelum abad ke-10 membuktikan bahwa bangsa
Indonesia pada waktu itu telah mengenal peralatan besi yang cukup bagus,
sehingga mereka dapat menciptakan karya seni pahat yang bernilai tinggi. Namun
apakah ketika itu bangsa Indonesia mengenal budaya keris sebagaimana yang kita
kenal sekarang, Gambar relief paling kuno yang memperlihatkan peralatan besi
terdapat pada prasasti batu yang ditemukan di Desa Dakuwu, di daerah Grabag,
Magelang, Jawa Tengah. Melihat bentuk tulisannya, diperkirakan prasasti
tersebut dibuat pada sekitar tahun 500 Masehi. Huruf yang digunakan, huruf
Pallawa. Bahasa yang dipakai adalah bahasa Sanskerta. Prasasti itu menyebutkan
tentang adanya sebuah mata air yang bersih dan jernih. dalam filosofi Jawa Kuno
adalah lambang ilmu pengetahuan, kalasangka melambangkan keabadian, sedangkan
bunga teratai lambang harmoni dengan alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar